INJIWARRIOR

Injiwarrior.com adalah portal berita lingkungan yang menyampaikan informasi edukatif serta informasi tentang pengungkapan, pencegahan maupun penindakan kasus - kasus kejahatan satwa liar dan pengrusakan hutan di Indonesia. Kami menyampaikan berita yang berkualitas dan berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.

Pekerja Kontraktor Konsesi Hutan Diterkam Harimau Sumatera

 Ilustrasi/Injiwarrior/Rahmad Suryadi

Satwa

Pekerja Kontraktor Konsesi Hutan Diterkam Harimau Sumatera

"Saat seluruh pekerja sedang tidur, korban terbangun dan melihat ada seekor Harimau dengan jarak sekitar 2 meter darinya. Karena kaget korban berteriak keras untuk membangunkan pekerja lainnya, akibatnya Harimau terkejut dan seketika langsung menyerang korban yang sedang dalam posisi duduk," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman.

23 Oktober 2022 18:28:00 WIB 01 Januari 1970 07:00:00 WIB

Injiwarrior, Pekanbaru - Konflik antara manusia dan harimau kembali terjadi di Provinsi Riau. Kali ini, korban adalah pekerja kontraktor konsesi pemegang izin hutan tanaman industri di Distrik Merawang, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan  petak 906,  Adi Saputra (37), Jumat 21 Oktober 2022, malam.

"Yang bersangkutan sebagai kepala rombongan mengalami luka-luka pada bagian kepala karena terkena cakaran Harimau Sumatera," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman S Hasibuan, Ahad (23/10/2022). 

Genman menuturkan, sebelum kejadian tersebut, salah seorang pekerja lapangan pada Jumat,  21 Oktober 2022 melihat mata berwarna merah berada di tempat yang gelap di seputaran camp pekerja. Saat itu pekerja lapangan tersebut tidak mengetahui bahwa mata tersebut adalah mata seekor Harimau Sumatera. 

"Saat seluruh pekerja sedang tidur, korban terbangun dan melihat ada seekor Harimau dengan jarak sekitar 2 meter darinya. Karena kaget korban berteriak keras untuk membangunkan pekerja lainnya, akibatnya Harimau terkejut dan seketika langsung menyerang korban yang sedang dalam posisi duduk," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman.

Saat penyerangan, lanjutnya, tangan kiri korban memegang kaki Harimau dan tangan kanan korban memegang badan (dada) Hariman sebagai upaya perlawanan. Namun korban sudah terkena cakaran kaki kiri di bagian kepala atas.

"Korban dan pekerja lainnya mencoba untuk mengusir Harimau. Namun Harimau tetap tidak pergi dan bahkan masuk ke dalam camp, sehingga seluruh pekerja yang ada berusaha kembali melakukan pengusiran dan akhirnya Harimau tersebut pergi dan keluar dari camp," jelasnya. 

Usai kejadian itu, korban segera dibawa ke klnik perusahan di distrik Merawang untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan medis. Hasil pemeriksaan korban mengalami luka robek di bagian kepala, sehingga mendapatkan 20 jahitan.

Selanjutnya pihak perusahaan menghubungi dan melaporkan kepada Balai Besar KSDA Riau atas kejadian tersebut dan langsung menurunkan petugas dari Resot terdekat dengan TKP untuk melakukan langkah awal mitigasi interaksi negatif. 

Tim memasang camera trap, menghimbau,  mengedukasi dan sosialisasi terkait upaya mitigasi interaksi negatif Harimau serta  melakukan kegiatan patroli perlindungan Harimau agar membangun rasa aman bagi para pekerja.

"Langkah lanjutan yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan pemagang izin konsesi hutan tanaman industri terkait dengan implementasi SOP pelaksanaan kegiatan lapangan dan pengawasannya. Sehingga mengantisipasi kejadian berulang dikemudian hari," jelasnya.

Konflik manusia dengan Harimau Sumatera di kawasan tersebut kerap terjadi, pada Februari 2022 lalu, seorang pekerja Hutan Tanaman Industri (HTI) di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau meninggal dunia diserang Harimau Sumatera. Korban  bekerja sebagai penumbang kayu akasia di areal PT Arara Abadi (AA).  
Berdasarkan data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, konflik berdarah manusia dan harimau juga terjadi pada 2021 yang memakan empat korban tewas. Sebelumnya, tahun 2020 ada satu korban mengalami luka dan satu lagi tewas. Pada tahun 2019, dua orang korban luka dan tiga tewas akibat serangan hewan buas ini. Kebanyakan konflik manusia dengan harimau memang terjadi antara pekerja kebun atau petani di lokasi tidak jauh dari kawasan konservasi, atau yang berdekatan.

Penulis : Wahyudi
Editor    : Rahmad Suryadi

Wahyudi

Wahyudi

Editor
TERKAIT DENGAN INI
JOIN US




JOIN US