INJIWARRIOR

Injiwarrior.com adalah portal berita lingkungan yang menyampaikan informasi edukatif serta informasi tentang pengungkapan, pencegahan maupun penindakan kasus - kasus kejahatan satwa liar dan pengrusakan hutan di Indonesia. Kami menyampaikan berita yang berkualitas dan berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.

Bupati Aceh Tenggara: TNGL Penyangga Kehidupan Masyarakat Aceh Tenggara

TNGL di Area Ketambe, Aceh Tenggara, Aceh dalam gambar map (INJIWARRIOR.com/GoogleMap)

Leuser

Bupati Aceh Tenggara: TNGL Penyangga Kehidupan Masyarakat Aceh Tenggara

"Sebagian besar masyarakatnya berinteraksi langsung ke kawasan TNGL, karena itu, masyarakat Aceh Tenggara butuh ruang untuk dapat mengelola kawasan bersama-sama, guna dapat mengurangi ancaman terhadap kawasan secara berkesinambungan" Wakil Bupati Aceh Tenggara Bukhari Buspa

28 Februari 2022 18:00:00 WIB 01 Maret 2022 00:51:55 WIB

INJIWARRIOR.com - Selain menjadi kawasan konservasi, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga merupakan penyangga kehidupan masyarakat di Aceh Tenggara dan masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Kawasan TNGL berada di dua provinsi yakni Sumatra Utara dan Aceh.

Seperti dikatakan Bupati Aceh Tenggara Raidin Pinim melalui Wakilnya Bukhari Buspa saat sambutan di acara pertemuan antara Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno baru-baru ini.

Dalam sambutannya Bukhari mengatakan,  sebagian besar masyarakatnya berinteraksi langsung ke kawasan TNGL, karena itu, masyarakat Aceh Tenggara butuh ruang untuk dapat mengelola kawasan bersama-sama, guna dapat mengurangi ancaman terhadap kawasan secara berkesinambungan.

Menurut Bukhari, keberhasilan pengelolaan TNGL, sangat tergantung pada dukungan masyarakat sekitar, sehingga untuk  pengelolaannya harus ada interaksi antara pengelola dengan masyarakat sekitar yang bersifat simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan.

Sebab itu, kerjasama dengan pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) berupa pola kemitraan konservasi, merupakan salah satu solusi penyelesaian permasalahan yang terjadi di Aceh Tenggara. Bahkan bisa menjadi upaya pemulihan ekosistem secara bertahap dengan tetap memperoleh manfaat secara langsung dari kawasan TNGL.

Sementara itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Wiratno meminta agar warga yang masuk hutan jangan memasang jerat dan sedapat mungkin menghindari bentrok dengan satwa yang ganas dan pendendam seperti harimau, gajah, dan orangutan.

Wiratno mengatakan, menjaga kelestarian TNGL yang ada di Aceh Tenggara dengan luas 274.000 hektar, tak mungkin bisa diharapkan pada petugas penjaga hutan yang berjumlah 30 orang pegawai negeri dan 37 tenaga kontrak saja. Namun harus ada kerjasama dan bantuan dari masyarakat dan kelompok, terutama warga desa yang berdomisili di pinggiran kawasan.

"Khusus Ketambe sebagai daerah sensitif karena menjadi tempat hidup dan berkembang biak orang utan. Semua unsur masyarakat harus kita jaga, termasuk air Sungai Alas, hutan TNGL, hasil kehutanan bukan kayu dan kelestarian alam yang ada," katanya.

Selain itu, Wiratno mengatakan, berdasarkan peraturan Dirjen 2018 yang telah disusun, di areal hutan di Aceh Tenggara nantinya, bisa ditanami palawija seperti durian, jengkol, petai dan tanaman tua lainnya yang bisa digunakan untuk kelestarian hutan TNGL.

"Dulu tak boleh menanam di hutan di luar area penggunaan lain, namun sekarang sudah dibolehkan, karena itu, mulai dibentuk kemitraan konservasi bersama kelompok yang diketahui dan diakui oleh Pengulu Kute (Otoritas daerah), yang penting jangan jenis tanaman seperti sawit," katanya.

 

Penulis: Yudi Manar

Editor : Nurni Sulaiman

Yudi Manar

Yudi Manar

Editor
JOIN US




JOIN US