INJI WARRIOR, Deli Serdang - Sumatera Utara memiliki berbagai potensi pariwisata yang menakjubkan, tidak kalah dengan Bali. Propinsi kedua paling ujung Indonesia bagian barat ini memiliki pariwisata yang lengkap, Sumatera Utara memiliki pantai, gunung, sungai dan hutan tropis yang didalamnya terdapat satwa liar langka dan terancam punah.
Salah satunya Kabupaten Deli Serdang, yang memiliki destinasi gunung, hutan dan sungai yang jernih. Dalam beberapa tahun ini Deli Serdang yang merupakan salah satu kabupaten terluas di Propinsi Sumatera Utara ini mengembangkan ekowisata. Diantaranya Tranding Camp Sikabung Kabung.
Lokasi wisata dengan jarak tempuh 1,5 jam dari Kota Medan ini berada di di Jalan Besar Kutalimbaru, Desa Kuta Makmur, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang. Tranding Camp Sikabung Kabung memiliki daya tarik sungai bebatuan dengan air yang sangat jernih dan dangkal serta bisa juga berkemah atau camping di pinggir sungai sambil menikmati suasana hutan.
Bermula dari penggiat alam bebas dan peduli terhadap lingkungan Ahmad Darlin Sinulingga mengubah ladangnya menjadi sebuah tempat wisata yang saat ini ramai dikunjungi wisatawan.
" Awalnya Tranding Camp Sikabung Kabung merupakan ladang milik keluarga yang sering dikunjungi kerabat dan teman-teman", ungkap Ahmad Darlin Sinulingga, Kamis, 22 Juni 2023.
Dikatakan Ahmad Darlin Sinulingga, tahun 2020 lokasi wisata yang dikelolanya ini mulai ramai pengunjung. Air sungai yang jernih dikelilingi pepohonan membuat pengunjung tertarik.
Biaya berwisata ke Tranding Camp Sikabung Kabung dinilai sangat ekonomis dan masih terjangkau. Pengelola hanya menetapkan biaya kontribusi kepada pengunjung.
"Untuk di akhir pekan Rp 10 ribu per orang dan untuk weekend kita kenakan Rp 15 ribu per orang meliputi biaya parkir, kamar mandi, dan areal camping, bagi yang ingin berkemah kita menyewakan alat camping dengan tarif Rp.120 ribu per malam",jelas Ahmad.
Ahmad berharap, Pemerintah memberikan dukungan pengembangan pariwisata di Desa Kuta Makmur ini, karena memiliki potensi untuk menambah pendapatan masyarakat.
"Semoga diberi dukungan untuk pengembangan tempat wisata ini, seperti akses jalan dan lainnya," tuturnya.
Selain itu, Ahmad juga berpesan kepada para pengunjung untuk dapat menjaga ekosistem alam dan tidak merusak lingkungan.
“Agar menjaga kenyamanan sesama pengunjung. Kita buat peraturan, pria dan wanita jika tidak suami istri tidak boleh satu tenda, dan jam 23.00 WIB tidak diperbolehkan menghidupkan musik untuk menjaga ketenangan pengunjung lainnya", ujarnya.
Penulis : Iwan Gunadi Batubara
Editor : Rahmad Suryadi