InjiWarrior- Seorang dokter hewan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Taing Lubis mengklaim, kematian harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) disebabkan adanya benturan keras di bagian kepada.
Hasil kepastian itu didapatkan usai melakukan forensik terbatas kepada sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Syiah Kuala Aceh, Rabu (1/12/2021).
"Dari hasil forensik terbatas, harimau mati karena pukulan keras benda tumpul. Sehingga mengenai otak kanan bagian kepala harimau," ucap Taing saat di konfirmasi kepada Inji Warrior.
Menurut Taing, forensik terbatas itu dilakukan tidak hanya ingin mengetahui penyebab kematian harimau, namun juga untuk mengetahui secara pasti jenis kelamin, usia dan melihat tanda-tanda perubahan pada kulit harimau.
Taing menceritakan, harimau yang mati tersebut diperkirakan sekitar umur satu tahun dan untuk mengetahui perubahan pada kulit binatang buas itu pihaknya tidak memberi tahu secara detail mengenai hal tersebut.
Sementara itu, Kepala BKSDA Aceh Agus Ariyanto mengatakan, harimau yang mati ini hasil sitaan petugas di Desa Gegerung, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, Senin (25/10/2921).
Pada saat itu, tim pemeriksa, menetapkan dua orang tersangka yakni berinisial MAS (47) dan SH (30).