Langkat, INJIWARRIOR.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara menemukan dua ekor gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatrae) betina mati di Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Rabu (13/4/2022).
Awalnya, BKSDA menerima laporan ada seekor bangkai gajah liar Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrae) di perkebunan milik warga bermarga Hutapea, Minggu (10/4/2022).
“Seorang pemancing ikan yang pertama kali menemukan bangkai gajah dan melaporkannya kepada petugas Resort Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan meneruskannya ke Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat. Pada saat pengecekan lokasi oleh petugas Resort KSDA Aras Napal 242, ditemukan bangkai gajah dewasa berjenis kelamin betina dengan kondisi sudah mulai membusuk,” kata kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BBKSDA Sumut Irzal Azhar, Jumat (15/4/2022).
Pada tubuh gajah betina ini ada banyak luka bekas tusukan dengan usus terburai dan Caling (pada gajah jantan disebut gading) sudah tidak ditemukan lagi.
Hasil ploting koordinat, bangkai gajah tersebut posisinya berada di Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser sekitar 150meter.
“Selanjutnya, saat petugas melakukan pengecekan, diperoleh informasi dari masyarakat bahwa di lokasi lain juga ditemukan kerangka gajah. Kemudian petugas megecek ke lokasi dan menemukan kerangka gajah yang sudah membusuk. Kondisi tinggal tulang belulang yang berceceran, terdapat juga sisa-sisa bangkai yang sudah mencair. Kondisi tulang belulang pun tidak lengkap. Diperkirakan sudah mati lebih dari enam bulan.”
Hasil ploting koordinat, posisi kerangka gajah berada di areal 242 Aras Napal dan berjarak 140 meter dari hutan TNGL. Sedangkan jarak lurus kedua posisi bangkai gajah ini sejauh 1,4 kilometer.
”Pada 13 April telah dilakukan penanganan tindak lanjut laporan adanya gajah mati. Penanganan dengan pengumpulan data dan informasi di tempat kejadian serta melakukan nekropsi atas cadaver gajah,” kata Irzal.
Irzal menambahkan bahwa tindakan selanjutnya, BKSDA bekerjasama dengan mitra YOSL-OIC dan masyarakat telah melakukan penguburan cadaver gajah di tempat kejadian dengan menggali kuburan sedalam dua meter.
Sehari sebelum gajah ditemukan mati, seorang saksi, Joni Walker ada mendengar suara raungan gajah dari lokasi kejadian. Suara raungan gajah terdengar tidak seperti suara biasa tapi cukup riuh. Kebun Joni berdampingan dengan lokasi kejadian.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar dan dari petugas Resort Aras Napal 242, di sekitar lokasi sering terlihat gajah jantan soliter yang cukup besar. Ciri khas gajah ini, ekor terpotong sehingga dinamai dengan gajah si buntung.Ada juga yang menamainya dengan gajah Sukro. Gajah ini dominan dan dugaan sementara, gajah inilah yang sering menyerang serta memaksa gajah betina kawin.