Inji Warrior, Langkat- Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) kembali mekar di Desa Batu Jonjong, Dusun Batu Katak, Langkat, Sabtu, 22 Juli 2023. Tumbuhan asli Indonesia yang hanya ditemukan di hutan-hutan Sumatera ini tumbuh di pinggir sungai Bekail, buffer zone Taman Nasional Gunung Leuser.
Pemandu Wisata Batu Katak, Reman Sinulingga mengatakan, Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) tersebut berukuruan 1,35 meter dengan lebar kelopak 95 cm. "Bunga bangkai ini sudah ditemukan sepakan lalu, dan baru mekar hari ini, " ujarnya.
Desa Batu Jonjong, Dusun Batu Katak kerap ditemukan bunga langka terbesar di dunia tersebut. Beberapa bulan lalu, kata Reman juga ditemukan mekar bunga langka rafflesia arnoldi.
Reman mengungkapkan, fenomena mekarnya bunga bangkai jenis amorphophallus titanum dan rafflesia arnoldi menjadi pemandangan menarik bagi waisatawan mancanegara.
Amorphophallus titanum berbeda dengan Rafflesia meski keduanya dikenal masyarakat dengan sebutan bunga bangkai. Rafflesia merupakan tumbuhan parasit dengan pohon inang tetrastigma atau anggur hutan. Bunga ini tumbuh dengan tinggi yang bevariasi dan mempunyai bukaan klopak yang besar.
Menurut Reman sinulingga, proses tumbuhnya butuh waktu 7 sampai 8 tahun untuk mekar kembali lagi menjadi bunga, lalu setelah mati tumbuh batang, terkadang tumbuh buah juga. "Tetapi kebanyakan yg saya temukan di hutan, setelah matinya bunga tumbuhlah batang, dan bunga mekar hanya berdurasi paling lama 4 atau 5 hari, terkadang bunga memiliki umbi berukuran besar dan bunga memiliki 3 spesies warna tower, yakni coklat, hijau dan emas", ujarnya.
Amorphophallus titanum merupakan sekelompok bunga kecil jantan dan betina yang menempel di bagian dasar tongkol. “Tongkol atau spadiks yang berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga yang berwarna merah keunguan. Tinggi spadiks dapat mencapai tiga meter menjadikan Amorphophallus titanum dijuluki Bunga Raksasa.
Amorphophallus titanum sendiri masuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Penulis : Iwan Gunadi Batubara
Editor : Rahmad Suryadi
