Inji Warrior, Medan - Kubung (flying lemur) adalah hewan nokturnal yang terdapat di Asia Tenggara. Nama ilmiahnya Cynocephalus variegatus, dan termasuk dalam ordo Dermoptera.
Kubung merupakan hewan yang menjadi inspirasi olahraga paralayang karena kemampuannya melayang dalam jarak yang jauh. Kemampuan melayang kubung berasal dari selaput yang berada di antara kaki dan tangannya. Selaput ini disebut dengan patagium. Kubung mampu melayang dari satu pohon ke pohon yang lain dengan jarak maksimal sejauh 110 meter. Saat melayang, kubung mampu bermanuver jika terdapat benda yang menghalanginya.
Hewan ini memiliki kulit tipis elastis yang terdapat pada sekitar kedua kakinya, sehingga ia mampu melayang dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Meskipun disebut dengan lemur yang dapat terbang, kubung bukanlah lemur. Kubung termasuk herbivora.
Kubung dapat dijumpai di sekitar Asia Tenggara termasuk Malaysia, Indonesia (Taman Nasional Batang Gadis) , Thailand, dan Singapura.
Hewan bernama latin Galeopterus variegates ini memiliki bentuk fisik yang menyerupai tupai. Panjang tubuhnya sekitar 33--42 centimeter dengan ekor sepanjang 20 sentimeter.Yang membedakannya dari tupai ialah keberadaan membran bernama patagium yang ada di samping tubuh kubung, tepatnya dari bagian leher hingga ekor. Membran ini membuat kubung bisa meluncur dari satu pohon ke pohon lain, bahkan mencapai jarak 100 meter. Sekilas, kubung akan tampak seperti terbang. Hal ini membuatnya juga dikenal dengan nama sunda flying lemur.
Kubung aktif di malam hari. Mereka ialah herbivor yang suka memakan bagian tumbuhan yang lunak, misalnya bunga, tunas, atau daun muda. Terkadang mereka mengisap getah dari kulit pohon dengan bantuan gigi serinya.
Sebagai mamalia, kubung berdarah panas, melahirkan anak, menjaga anak, dan mempunyai bulu di badan. Kubung akan menjaga anaknya hingga mampu hidup mandiri.