SEEKOR gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) tidak terselamatkan di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC), Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, 14 Februari.
Gajah Bernama Dwiki, berusia 43 tahun, sempat dalam perawatan tim dokter di saat kritis.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA Sumut Rudianto Saragih Napitu mengatakan, gajah Sumatra ini mengalami luka di bagian gigi kanan bawah, menimbulkan kelainan struktur gigi graham atas tidak tumbuh normal.
Ini mengakibatkan gajah sulit makan. Otomatis asupan makanan berkurang dan memengaruhi kondisi lambung menjadi tidak sehat atau intosusepsi lambung, berefek pada malnutrisi dan malabsorsi.
"Hasil Nekropsi ditemukan luka rahang bagian dalam sehingga gajah tidak mau makan, sehingga mengalami kematian,"kata Rudianto, Jumat (17/2/2023).
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, petugas mengambil sampel bagian tubuh gajah Dwiki yaitu hati, paru, jantung, ginjal, limpa dan vesica urinaria untuk pemeriksaan Histopatologi di Balai Veteriner Medan.
Selesai Nekropsi bangkai gajah Dwiki pada tanggal 14 Pebruari 2023 dikuburkan di lokasi ANECC, sedangkan gading gajah dipotong untuk disimpan di Balai Besar KSDA Sumatera Utara.
Gajah Dwiki baru dipindahkan dari Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) ke Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) pada 18 Desember 2022.
Kemudian, Tim Medis melakukan kunjungan ke ANECC untuk melakukan monitoring terhadap kesehatan Gajah Dwiki dan Dini pada 7-8 Januari.
Saat itu, kondisi luka di pipi kanan Gajah Dwiki sudah mulai membaik. Gajah Dwiki sudah mulai makan dan minum walaupun sedikit.
Namun, pada Minggu kedua Februari 2023, Gajah Dwiki mulai mengalami perubahan perilaku yaitu tidak mau makan.
Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik mengirimkan dokter hewan ahli gajah dari Taman Safari Indonesia untuk merawat intensif Gajah Dwiki.
Namun kondisi Gajah Dwiki semakin melemah. dan akhirnya pada Selasa, pukul 06.20 Wib nyawanya tidak tertolong.
Penulis: N Sulaiman
Editor: N Sulaiman