INJIWARRIOR

Injiwarrior.com adalah portal berita lingkungan yang menyampaikan informasi edukatif serta informasi tentang pengungkapan, pencegahan maupun penindakan kasus - kasus kejahatan satwa liar dan pengrusakan hutan di Indonesia. Kami menyampaikan berita yang berkualitas dan berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.

Harimau Ini Terluka Parah dan Dihinggapi Belatung, Diduga Akibat Jerat yang Dipasang Manusia

Tim medis BKSDA Sumut memeriksa harimau sumatera  yang masuk ke kandang jebak di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, Sabtu, 18/12/2021. Foto BKSDA Sumut

Satwa

Harimau Ini Terluka Parah dan Dihinggapi Belatung, Diduga Akibat Jerat yang Dipasang Manusia

Seekor harimau Sumatra  (Panthera tigris sumatrae) yang kini masuk ke kandang jebak di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, terluka, diduga akibat jerat.

19 Desember 2021 13:12:30 WIB 01 Januari 1970 07:00:00 WIB

InjiWarrior - Seekor harimau Sumatra  (Panthera tigris sumatrae) yang kini masuk ke kandang jebak di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, terluka akibat jerat.


Berdasar amatan tim medis, terdapat luka menganga yang dihinggapi belatung pada tubuh harimau itu.


"Dugaannya harimau kena jeratan babi. Karena hampir sekujur tubuhnya luka bolong-bolong semacam kawat gulung. Dan di mulut harimau juga luka sobek. Kemungkinan harimau mau melepaskan kawat di tubuhnya," kata Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah VI Sumut Darmawan, Minggu (19/12/2021).


Harimau itu mengalami luka serius pada bagian siku, kaki depan, kaki belakang dan seluruh tapaknya.


Menurut Darmawan, terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan harimau sering keluar dari hutan.


Pertama, harimau itu telah berusia sangat tua sehingga kesulitan mendapat mangsa di hutan. Faktor usia membuatnya kalah bersaing dengan harimau yang lebih muda tatkala mencari mangsa. Kedua, harimau kerap keluar dari hutan akibat sakit.


Lebih lanjut, Dermawan mengatakan bahwa petugas telah menyisir lokasi di sekitar kemunculan harimau untuk mencari jerat yang membuatnya terluka.


Akan tetapi, saat ini upaya itu belum membuahkan hasil.


"Kami masih melakukan kegiatan sapu jerat. Dan kemungkinan nanti kami akan turun juga," kata Darmawan.


Sementara itu, Kepala Subbag Data, Evlap dan Kehumasan Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara Handoko Hidayat mengatakan bahwa luka yang dialami harimau itu sebagian sudah dihinggapi belatung. Menurut Handoko, luka yang dialami harimau cukup masif. 


"Tim medis sudah memasang infus, pemberian antibiotik long acting, anti 

imflamasi, suporting, membersihkan luka yang berbelatung, dan antelmentik pada harimau," kata Handoko melalui keterangan tertulis.


Handoko menambahkan, harimau itu selanjutnya akan dipantau oleh petugas sebagai bagian dari observasi. Petugas juga mengecek darah harimau ke laboratorium dan mengobati lukanya.


"Lamanya waktu penyembuhan diperkirakan 1-2 bulan dengan melihat perkembangan kondisi kesehatannya," ujar Handoko. 


Dari hasil pemeriksaan, harimau yang masuk ke kandang jebak itu berjenis kelamin betina. Usia diperkirakan di atas 6 tahun atau tergolong dewasa. Harimau ini memiliki bobot 73 kilogram.


Petugas BBKSDA memasang kandang jebak untuk mengevakuasi harimau tersebut setelah beberapa kali terpantau masuk ke permukiman warga yang masuk dalam wilayah jelajah atau home range-nya.


Yudi Manar

Yudi Manar

Editor
TERKAIT DENGAN INI
JOIN US




JOIN US