InjiWarrior - Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara belum mencari keberadaan jerat yang melukai seekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) hingga masuk ke permukiman warga di Desa Siundol Julu, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, harimau itu telah masuk ke kandang jebak dan selanjutnya dievakuasi. Berdasar pemeriksaan medis, ditemukan sejumlah luka di tubuh harimau akibat jerat. Bahkan, luka itu telah dihinggapi belatung.
"Belum ada, kegiatan perlu perencanaan. Perencanaan anggaran, personel dan tata waktu," kata Kepala Seksi Balai BBKSDA Wilayah VI Sumatra Utara Darmawan kepada Inji Warrior, Selasa (21/12/2021).
Saat ini, kata Darmawan, mereka sedang fokus mengobati harimau sehingga menunda upaya pencarian jerat yang menyebabkan satwa itu terluka.
"Kami memang akan melakukan kegiatan operasi sapu jerat karena itu menjadi kegiatan rutin," ujar Darmawan.
Sebelumnya, seekor harimau Sumatra masuk ke kandang jebak yang dipasang petugas BBKSDA Sumatra Utara di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara.
Berdasar amatan tim medis, terdapat luka menganga yang dihinggapi belatung pada tubuh harimau itu.
"Dugaannya harimau kena jeratan babi. Karena hampir sekujur tubuhnya luka bolong-bolong semacam kawat gulung. Dan di mulut harimau juga luka sobek. Kemungkinan harimau mau melepaskan kawat di tubuhnya," kata Darmawan, Minggu (19/12/2021) lalu.
Harimau itu mengalami luka serius pada bagian siku, kaki depan, kaki belakang dan seluruh tapaknya.
Menurut Darmawan, terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan harimau sering keluar dari hutan.
Pertama, harimau itu telah berusia sangat tua sehingga kesulitan mendapat mangsa di hutan. Faktor usia membuatnya kalah bersaing dengan harimau yang lebih muda tatkala mencari mangsa. Kedua, harimau kerap keluar dari hutan akibat sakit.
Lebih lanjut, Dermawan mengatakan bahwa petugas telah menyisir lokasi di sekitar kemunculan harimau untuk mencari jerat yang membuatnya terluka.
Akan tetapi, saat ini upaya itu belum membuahkan hasil.
"Kami masih melakukan kegiatan sapu jerat. Dan kemungkinan nanti kami akan turun juga," kata Darmawan.
Sementara itu, Kepala Subbag Data, Evlap dan Kehumasan BBKSDA Sumatera Utara Handoko Hidayat mengatakan bahwa luka yang dialami harimau itu sebagian sudah dihinggapi belatung. Menurut Handoko, luka yang dialami harimau cukup masif.
"Tim medis sudah memasang infus, pemberian antibiotik long acting, anti
imflamasi, suporting, membersihkan luka yang berbelatung, dan antelmentik pada harimau," kata Handoko melalui keterangan tertulis.
Handoko menambahkan, harimau itu selanjutnya akan dipantau oleh petugas sebagai bagian dari observasi. Petugas juga mengecek darah harimau ke laboratorium dan mengobati lukanya.
"Lamanya waktu penyembuhan diperkirakan 1-2 bulan dengan melihat perkembangan kondisi kesehatannya," ujar Handoko.
Dari hasil pemeriksaan, harimau yang masuk ke kandang jebak itu berjenis kelamin betina. Usia diperkirakan di atas 6 tahun atau tergolong dewasa. Harimau ini memiliki bobot 73 kilogram.
Petugas BBKSDA memasang kandang jebak untuk mengevakuasi harimau tersebut setelah beberapa kali terpantau masuk ke permukiman warga yang masuk dalam wilayah jelajah atau home range-nya.