INJIWARRIOR

Injiwarrior.com adalah portal berita lingkungan yang menyampaikan informasi edukatif serta informasi tentang pengungkapan, pencegahan maupun penindakan kasus - kasus kejahatan satwa liar dan pengrusakan hutan di Indonesia. Kami menyampaikan berita yang berkualitas dan berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.

Badak Ini Menahan Sakit hingga Menangis Akibat Culanya Dipotong Pemburu

Badak putih menangis kesakitan usai culanya dipotong pemburu. (Simon Needham via Daily Mail)

Satwa

Badak Ini Menahan Sakit hingga Menangis Akibat Culanya Dipotong Pemburu

Pada foto, badak itu terlihat membaringkan kepalanya di tanah dengan bekas tetesan air mata yang sudah kering. 

03 November 2021 15:10:03 WIB 01 Januari 1970 07:00:00 WIB

InjiWarrior - Foto memilukan beredar tentang seekor badak putih yang menangis kesakitan akibat culanya dipotong oleh pemburu kejam di Afrika Selatan.


Dilansir dari Daily Mail, Rabu (3/11/2021), badak jantan seberat 4.500 pon itu dibiarkan tersiksa oleh pemburu tersebut dengan luka lebar yang mengerikan.


Tak hanya itu, bagian tulang di tengkoraknya juga hilang dan seolah sengaja dibiarkan mati di cagar alam.


Pada foto, badak itu terlihat membaringkan kepalanya di tanah dengan bekas tetesan air mata yang sudah kering. Saat ini, satwa malang tersebut sudah melalui masa pemulihannya di badan amal Saving the Survivor's reserve di Provinsi Utara Barat, Afrika Selatan. 


Saving the Survivors adalah sekumpulan tim dokter satwa liar yang memiliki misi untuk menyelamatkan hewan yang menjadi korban perburuan atau insiden traumatis.


Fotografer Simon Needham, 55, yang memotret badak dari jarak beberapa meter, mengatakan bahwa dirinya bekerja dengan beberapa lembaga amal di Afrika Selatan.


Setelah mendengar bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Saving The Survivors, Simon langsung menawarkan diri untuk membantu pemotretan badak.


Tujuannya membantu promosi kebutuhan lembaga untuk menarik donor. Menurut Simon, pemburu tidak hanya mengambil cula badak. Namun juga mencuri bagian tulang di tengkoraknya.


Lebih tragisnya lagi, pengelola cagar alam tidak kuasa berbuat apapun dan meninggalkannya untuk mati selama dua pekan.


"Pemilik memberikannya kepada Saving the Survivors karena dia tidak berharga bagi mereka. Dia lemah tetapi memiliki keinginan yang kuat untuk bertahan hidup," tutur Simon.


Simon mengaku sudah menghabiskan waktu dengan badak untuk membuatnya merasa nyaman dan mendekatinya dengan sangat hati-hati. 


"Saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan badak, yang sebagian besar dihabiskan untuk membuatnya merasa nyaman dengan kehadiran saya," kata dia.


Menurut Simon, badak itu masih melalui serangkaian tindakan medis. Sehingga tidak boleh didekati tanpa hati-hati.


"Saya menjaga jarak dengan titik terdekat adalah sekitar delapan meter darinya," kata Simon.


Afrika Selatan memiliki mayoritas populasi badak dunia. Jumlahnya mencapai lebih dari 2.000 ekor dan telah menjadi negara yang paling terpukul oleh perilaku perburuan liar. 


Lebih dari 1.000 ekor badak terbunuh setiap tahun antara 2013 dan 2017. Terdapat 394 insiden perburuan yang tercatat di Afrika Selatan pada tahun 2020, jumlah perburuan telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi masih terlalu tinggi.


Namun, angka penurunan positif ini tidak lantas berarti badak sekarang berkembang biak. 


Di Afrika Selatan, badak umumnya dibunuh untuk diambil culanya setiap 22 jam. Angka terakhir menunjukkan bahwa populasi badak, terutama di benteng-benteng utama seperti Taman Nasional Kruger, di Afrika Selatan, telah turun drastis. Populasi badak tidak punya cukup waktu untuk pulih dari perburuan kejam yang terjadi selama dekade terakhir.


"Sangat menyedihkan melihat hewan disalahgunakan dengan cara ini oleh manusia untuk keuntungan," kata Simon


"Saya hanya ingin menangkap beberapa gambar yang jelas, jujur ​​dan faktual dari tragedi yang terjadi di Afrika sehubungan dengan perburuan liar," sambungnya.


Simon mengaku sangat terpukul dan sedih mengetahui masih banyak orang yang melakukan perburuan satwa terancam punah di muka bumi. Dia khawatir praktik itu terus terjadi hingga suatu saat nanti badak punah.


"Populasi satwa liar dunia berada di bawah serangan berat dari populasi manusia dan penderitaan makhluk-makhluk cerdas, emosional, perlu disorot dan satwa liar dilindungi," pungkasnya.

TERKAIT DENGAN INI
JOIN US




JOIN US