PERHIMPUNAN Cendikiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku) Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Sumatra Utara (Sumut) merayakan hari lahir (Harlah) pertama di Aula Raja Inal Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin, (27/2/2023).

Perwaku Sumut dilantik pada 20 Januari 2022. Pada Harlah perdananya, organisasi cendekiawan ini mengusung tema Perwaku Mengimplementasikan dan Mengawal Undang-Undang Lingkungan Hidup Republik Indonesia Demi Indonesia Lestari Secara Berkelanjutan.

Dalam rangkaian hari lahirnya, jajaran pengurus dan anggota Perwaku menanam mangrove di Pantai Labu, Desa Paluh Sibaji, Sabtu, 25 Februari.

Penanaman mangrove ini bermaksud untuk menghijaukan daerah kritis dan rawan agar ekosistem wilayah pesisir segera pulih dan kondisi lingkungan lebih baik ke depannya.

Seperti diketahui, pohon mangrove atau bakau memiliki perakaran yang kokoh dan kuat mampu meredam gerak pasang surut air dan gelombang laut, sehingga otomatis bisa menahan abrasi.

Selain itu, vegetasi mangrove dapat menyerap semua jenis logam berbahaya sehingga membuat kualitas air menjadi lebih bersih dan baik.

Ketua DPW Perwaku Sumut, Arlen Hanel Jhon mengharapkan organisasi cendekiawan lingkungan tersebut dapat lebih proaktif terhadap isu lingkungan baik dalam memulihkan, menjaga, dan merawat lingkungan.

Selain itu, Arlen berharap Perwaku dapat berbuat lebih banyak dan mengikutsertakan berbagai elemen masyarakat termasuk kalangan pelajar atau mahasiswa dalam memulihkan lingkungan hidup.

“Peran Perwaku memonitori semua kegiatan yang ada di Sumatra Utara yang berkaitan dengan pemulihan lingkungan hidup. Selain itu, mahasiswa diharapkan dapat ikut serta bersama para dosen, untuk berdiskusi dan menggali ilmu terkait pengelolaan lingkungan hidup.”

Perwaku Sumut telah berkolaborasi dengan berbagai institusi dan beberapa perguruan tinggi seperti USU, UMSU, UISU, UMMA serta universitas dan lembaga terkait.

Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi dalam sambutan yang disampaikan oleh

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatra Utara, Yuliani Siregar, menyatakan bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan dalam upaya penyelamatan lingkungan, yakni pelibatan masyarakat dan stakeholder dalam melakukan adaptasi sesuai perannya masing-masing melalui sinergi dan kemitraan.

“Pembangunan dan penyelamatan lingkungan ini diharapkan dapat berimplikasi terhadap meningkatnya green commitment dan terciptanya good governance dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan.”

Pada kesempatan tersebut, Perwaku memberikan penghargaan kepada N.Akelaras peraih Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan 2015 yang yang selalu berperan aktif dalam kegiatan Perwaku, walaupun usianya tidak muda lagi, 83 tahun.

“Untuk kaum muda, perhatikanlah lingkungan. Karena, kehidupan itu ada di lingkungan. Bumi adalah rumah, kita harus menjaganya bersama,” kata Akelaras.

Perwaku merupakan wadah para cendekiawan, ilmuwan, praktisi dan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan hidup.

Penulis: N Sulaiman

Editor: N Sulaiman