DALAM rangka memperingati Global Tiger Day 2022 atau Hari Harimau se-Dunia, Yayasan Kampung Sandiri (YKS) memanfaatkan momen tersebut untuk mengedukasi ratusan anak-anak usia sekolah dasar mencintai satwa di Jalan Stasiun, Medan, Sumatra Utara, 29-31 Juli.
Peringatan Hari Harimau se-Dunia bertema 'Keep the Wildlife Wild' tersebut, menggelar beragam kegiatan di antaranya lomba mewarnai dan body painting bertemakan harimau, seni music, hingga baca puisi di Jalan Stasiun, Medan, pada hari ketiga. Di sini adalah kawasan dinding mural yang bertema lingkungan di areal Pajak Ikan Lama.
"Di sini (Hari Harimau se-Dunia) kita ingin mengedukasi anak-anak agar memiliki rasa empati terhadap satwa lindung untuk sama-sama kita jaga," kata Koordinator Acara, Bobi Septian.
Ia merinci bahwa di kegiatan itu, sedikitnya ada 180 siswa SD yang datang mengikuti kegiatan mewarnai ini. Selain itu, masih ada anak-anak non partisipan yang juga turut menyaksikan kegiatan ini.
Bobi pun mengaku tak menyangka antusiasme anak-anak Medan yang tinggi untuk mengikuti peringatan Hari Harimau se-Dunia ini.
"Mudah-mudahan pesan yang ingin kita sampaikan (pelestarian satwa dan lingkungan) bisa tersampaikan kepada peserta hingga mereka dewasa," katanya.
Lebih lanjut Bobi menerangkan, latar belakang perhelatan acara ini berawal dari pembuatan mural di mobil Walikota Medan Bobby Nasution oleh Mural Medan, Medan Art Family, dan Digidoy.
Kemudian, saat launching, mereka mendapatkan tempat membuat lukisan harimau untuk dilelang.
Lalu, sambungnya, dari beberapa persen hasil lelang itu, pihaknya kemudian membuat lukisan satwa lindung di Jalan Stasiun ini, sebagai sarana kampanye penyelamatan satwa.
Sebelumnya mereka juga menjajaki dukungan Walikota Medan Bobby Nasution melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Balai Penegakkan Hukum KLHK, Forum Harimau Kita, serta beberapa NGO.
"Jadi ini dananya kolektif-an dari berbagai pihak, alhamdulillah acaranya berjalan lancar. Kita memang ingin menjadikan Medan sebagai kota yang peduli terhadap satwa dilindungi dan pelestarian alam. Kebetulan walikotanya masih muda, dan menyambut baik hal ini," ucapnya.
Founder Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC), Panut Hadisiswoyo, mengatakan Hari Harimau se-Dunia merupakan momentum ‘peringatan’ akan kondisi populasi harimau yang terancam punah akibat perburuan satwa, dan juga semakin berkurangnya habitat harimau, sebagai daerah jelajah satwa.
Populasi harimau Sumatera diperkirakan tidak lebih dari 1000 ekor di seluruh Pulau Sumatra.
“Ini harus dijadikan komitmen semua pihak, agar harimau Sumatera jangan sampai punah! Caranya dengan menjaga hutan tetap layak untuk daya dukung dan keberlanjutan populasinya.”
Kampanye peduli satwa dan lingkungan ini juga atas dukungan Pemko Medan, YOSL-OIC, dan berbagai lembaga konservasi lingkungan, seniman berserta elemen masyarakat Kota Medan.
Penulis: Iwan G Batubara
Editor: Nurni Sulaiman