PADANG LAWAS UTARA, INJIWARRIOR - Tiga tahun yang lalu, tepatnya 8 Desember 2018, di tempat yang sama, Sanctuari Harimau Barumun, telah lahir dua ekor anak harimau Sumatera, berjenis kelamin jantan dan betina yang diberi nama Surya Manggala dan Citra Kartini.
Berita gembira ini kembali terulang Minggu, 23 Januari 2022. Itu adalah hari spesial bagi dunia konservasi di mana seekor harimau betina melahirkan tiga anak sekaligus. Ini harapan baik bagi dunia konservasi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berstatus terancam punah.
Kelima anak Harimau ini lahir dari indukan yang sama, yaitu Harimau betina bernama “Gadis” dan harimau jantan bernama “Monang”.
Gadis merupakan harimau korban konflik (terkena jerat) di daerah Kabupaten Mandailing Natal yang dibawa ke Sanctuary Barumun Nagary Wildlife Sanctuary (BNWS) tahun 2016. Sedangkan Monang merupakan harimau jantan yang berhasil dievakuasi dari Desa Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun pada 2017.
Gadis harus diamputasi kaki kanannya sebelah depan karena kena jerat. Umur Gadis saat ini sekitar 10 tahun. Sementara Monang, harimau yang terkena jerat di perkebunan warga ini dievakuasi dan diobati di Sanctuary Harimau Barumun. Saat ini, Monang berumur sembilan tahun.
Masih ada kabar baik lainnya di mana, saat berita ini ditulis, dua harimau berusia tiga tahun, sudah siap untuk pelepasliaran. Tahapan untuk proses pelepasliaran sudah dilakukan, mulai dari pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, pemeriksaaan kesehatan, dan persiapan lokasi pelepasliaran.
Dari hasil pemeriksaan kesehatan dan analisis perilaku yang dilakukan oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara bekerjasama dengan YPBMM dan Forum Harimau Kita, Surya Manggala dan Citra Kartini layak untuk pelepasliaran.
“Pelepasliaran kedua anak harimau tersebut hanya menunggu hasil survey lokasi,” kata Plt. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara, Ir Irzal Azhar M.Si.
Sanctuary BNWS yang terletak di Desa Batunanggar, Kecamatan Batangonang, Kabupaten Padang Lawas Utara, merupakan tempat yang dibangun Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan Yayasan Parsamuhan Bodichita Mandala Medan (YPBMM) pada tahun 2016, dengan tujuan sebagai tempat untuk merehabilitasi harimau korban konflik.
Tempat ini menyiapkan harimau Sumatera korban konflik untuk pelepasliaran ke habitat aslinya.
Di Sanctuary Harimau Barumun yang memilki areal seluas 30 ha, sampai saat ini terdapat delapan ekor harimau Sumatera sedang menjalani perawatan dan rehabilitasi, yakni ;
1. Harimau Sumatera, betina, dewasa dengan nama penanda Gadis, umur 10 tahun
2. Harimau Sumatera, jantan, dewasa dengan nama penanda Monang umur 9 tahun
3. Harimau Sumatera, jantan dengan nama penanda Surya Manggala, umur tiga tahun dan sudah siap pelepasliaran
4. Harimau Sumatera, betina dengan nama penanda Citra Kartini, umur tiga tahun sudah siap pelepasliaran
5. Harimau Sumatera, betina dengan nama penanda Dewi Siundol, umur enam tahun. Dewi merupakan korban konflik dan saat ini masa rehabilitasi
6. Tiga ekor anak harimau Sumatera yang lahir pada 23 Januari 2022
Harimau Sumatera hanya hidup di alam liar hutan tropis Sumatera dengan jumlah 600 ekor di Indonesia dan dunia.
Menurut World Wide Fund (WWF), saat ini ada sekitar 3.900 harimau di habitat liar di dunia. Mereka terancam perburuan untuk perdagangan ilegal juga kerusakan hutan yang menjadi habitatnya.
Penulis : Nurni Sulaiman
Editor : Nurni Sulaiman