INJIWARRIOR

Injiwarrior.com adalah portal berita lingkungan yang menyampaikan informasi edukatif serta informasi tentang pengungkapan, pencegahan maupun penindakan kasus - kasus kejahatan satwa liar dan pengrusakan hutan di Indonesia. Kami menyampaikan berita yang berkualitas dan berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.

CEO GEF Carlos Manuel Rodriguez Kunjungi Taman Nasional Gunung Leuser di Tangkahan, Langkat

CEO GEF Carlos Manuel Rodriguez (tengah) didampingi Manager GEF Program Unit, Caude Gascon  berbincang dengan Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Jefry Susyafrianto, Sekretaris Ditjen PPI, Agus Rusly dan Biro kerjasama Luar Negeri KLHK, Dodi Sumardi,  Kepala BBTNGL, Ujang Mamat Rahmat saat meninjau kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Tangkahan, Langkat, Jumat, 13 Januari 2022. (Inji Warrior/ Haris)

Konservasi

CEO GEF Carlos Manuel Rodriguez Kunjungi Taman Nasional Gunung Leuser di Tangkahan, Langkat

Carlos Manuel Rodriguez yang juga merupakan mantan Menteri Lingkungan dan Energi Kosta Rika menyebutkan, pihaknya menekankan 4 hal pada program tersebut. Pertama, memperkuat kapasitas Park Ranger. Dengan mengedepankan edukasi dan mendampingi masyarakat dengan cara yang baik.

13 Januari 2023 22:35:00 WIB 15 Januari 2023 08:23:04 WIB

Injiwarrior, Tangkahan - Organisasi pendanaan internasional, Global Environment Facility (GEF) meninjau kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Tangkahan, Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat, Jumat, 13 Januari 2023 hingga Sabtu 14 Januari 2023.
CEO GEF Carlos Manuel Rodriguez bersama Manager GEF Program Unit, Claude Gascon datang melihat langsung Tangkahan, yang dikenal sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat yang memiliki pusat Latihan gajah khusus  tersebut. Maksud kedatangan pihak GEF tersebut, melihat konservasi berbasis masyarakat yang tinggal berdekatan dengan kawasan TNGL.
"Bagaimana masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan kawasan konservasi melalui ekowisata terintegrasi. Sehingga dari kesadaran itu masyarakat dapat manfaat dari kawasan konservasi, mereka menjaga hutannya," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Ujang Mamat Rahmat.
Ia mengatakan, apa yang menjadi penekanan program GEF, sejalan dengan prioritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yakni penurunan pengaruh dari emisi, keanekaragaman hayati dan pemulihan ekosistem.
"Oleh karena itu kita sikapi dengan sangat serius, kita akan kawal terus program ini. Harapannya program GEF ini juga membantu TNGL salah satunya Tangkahan. Karena Tangkahan ini salah satu model pendekatan pengelolaan kawasan konservasi yang berbasis masyarakat," jelas Ujang.
Kedatangan CEO dan Manager Program GEF tersebut bersama Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Jefry Susyafrianto, Sekretaris Ditjen PPI, Agus Rusly dan Biro kerjasama Luar Negeri KLHK, Dodi Sumardi.
GEF merupakan mekanisme pendanaan yang dibentuk sejak tahun 1991 untuk menggalang kerja sama internasional dalam mengatasi ancaman lingkungan global. GEF adalah mekanisme pendanaan yang bersifat incremental (pembiayaan tambahan) dari pembiayaan dasar negara-negara penerima.

Sebuah sesi diskusi pada sore itu diawali dengan sambutan Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi - Ditjen KSDAE, Jefry Susyafrianto yang mengungkap sejarah mengapa anak gajah jantan yang lahir pada tanggal 17 November 2021 di Tangkahan dinamakan Carlos yaitu sebagai simbol penghormatan kepada Carlos Manuel Rodriguez.
Diskusi sore itu dipandu oleh Muhammad Yayat Afianto, Technical Officer UNDP Indonesia di lanjutkan dengan paparan singkat yang disampaikan oleh Wahdi Azmi tentang status konservasi spesies kunci di sumatera bagian utara terutama gajah sumatera, Wahdi juga memperkenalkan sebuah proyek yang di support oleh GEF yang Bernama Proyek CONSERVE, yang merupakan singkatan dari Catalyzing Optimum Management of Natural Heritage for Sustainability of Ecosystem, Resources and Viability of Endangered Wildlife Species. Proyek ini merupakan proyek Kerjasama antara KLHK, UNDP dan GEF yang ini menitik beratkan pada peningkatan pengelolaan konservasi berbasis lansekap, termasuk Kawasan yang berada diluar kawasan konservasi yang juga memiliki nilai konservasi tinggi dengan memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat lokal dan juga mendorong peningkatan peran dari sektor swasta untuk dapat mendukung pembiayaan konservasi di masa depan.
Wahdi yang juga merupakan National Proyek Manager dari proyek ini, menambahkan bahwa desain proyek ini agak berbeda dengan beberapa proyek kerjasama luar negri lainya, Proyek CONSERVE adalah proyek yang dilaksanakan langsung dibawah kendali Ditjen KSDAE yaitu dibawah pimpinan Direktur Konservasi Keragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik sebagai National Proyek Director, bersama UNDP Indonesia dan didukung oleh pendanaan dari GEF. Komponenan pembiayaan proyek yang bersumber dari GEF bernilai USD 6,272,018 sementara total nilai proyek adalah USD 57,272,544 yang sebagian besar merupakan kontribusi Pemerintah Indonesia sendiri. 

Merespon paparan tersebut, Carlos mengapresiasi dan  berterimakasih kepada pemerintah Indonesia, mitra pembangunan termasuk UNDP dan semua pihak yang mendukung program konservasi, karena pemerintah Indonesialah yang menentukan wilayah dimana proyek ini diimplementasi dan pemerintah adalah pihak yang berkontribusi paling besar.  Sebelumnya dijelaskan bahwa wilayah intervensi proyek ini adalah lansekap Ulu Masen di Aceh, lansekap Seblat di Bengkulu dan Pulau Moyo di NTB yang sekarang sudah menjadi Taman Nasional Moyo-Satonda.
Carlos mengatakan, Indonesia negara yang paling besar mendapatkan alokasi dari 150 negara yang di support GEF. Katanya, hal ini patut disyukuri dan kiranya berdampak pada peningkatan populasi spesies kunci Indonesia.
"Ini bukan perjuangan kecil. Ini komitmen langsung direspon oleh GEF dengan memberikan alokasi yang besar untuk Indonesia," katanya.
Carlos Manuel Rodriguez yang juga merupakan mantan Menteri Lingkungan dan Energi Kosta Rika menyebutkan, pihaknya menekankan 4 hal pada program tersebut. Pertama, memperkuat kapasitas Park Ranger. Dengan mengedepankan edukasi dan mendampingi masyarakat dengan cara yang baik.
"Kedua, pembangunan infrastruktur yang strategis untuk peningkatan pelayanan dari lembaga pengelola kawasan. Ketiga, manajemen bersama. Program ini tidak hanya dikelola oleh pemerintah tapi juga banyak kerjasama dengan mitra pembangunan termasuk UNDP dan stakeholder lainnya, NGO, akademisi dan lainnya," kata Carlos.
Dan keempat, visi atau perencanaan kedepan yang panjang untuk pembangunan Sumatera. Baik konservasi maupun restorasi, untuk melihat Sumatera secara keseluruhan.


 

Penulis : Haris
Editor : Rahmad Suryadi

JOIN US




JOIN US