CIANJUR - Korban meninggal dunia pascagempa di Kabupaten Cianjur pada Sabtu (26/11) telah meningkat menjadi 318 orang, seiring ditemukannya sejumlah warga yang sebelumnya dinyatakan hilang.
Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Fajar Setyawan pada Sabtu (26/11) sore mengatakan tim gabungan berhasil menemukan delapan warga yang sebelumnya dinyatakan hilang, sehingga jumlah korban hilang yang sebelumnya 24 orang, berkurang menjadi 14 orang.
BNPB juga memperbarui data orang yang luka-luka menjadi 7.729 orang, termasuk 545 orang yang luka parah yang sebagian masih dirawat di rumah sakit.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan mengatakan tim gabungan berhasil menemukan delapan warga yang sebelumnya dinyatakan hilang. (Foto: Courtesy/BNPB)
Sedikitnya 73.693 orang mengungsi ke 207 lokasi atau posko, yang sebagian besar adalah perempuan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dan UNFPA masih terus melakukan survei data pengsungsi untuk mengetahui jenis kelamin, usia, dan kelompok rentan. UNFPA adalah badan PBB yang bertujuan meningkatkan kondisi ibu dan kesehatan reproduksi.
Untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau kendaraan besar, BNPB mengerahkan sejumlah sepeda motor.
Salah satu kecamatan yang terdampak signifikan adalah Kecamatan Cugenang. BNPB telah menyalurkan bantuan logistik dan peralatan yang paling dibutuhkan warga terdampak, antara lain makanan dan sembako, selimut, matras, tenda pengungsi, dan peralatan kesehatan/kebersihan.
Gempa berkekuatan 5,6 skala richter menghantam barat daya Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB.