Injiwarrior, Langkat-Peserta pelatihan jurnalistik, Independent Nature Journalist Indonesia (INJI) Warrior Camp II diharapkan sebagai garda terdepan dalam upaya konservasi dan turut berperan dalam mengawal isu-isu lingkungan dan satwa.
Hal tersebut dikatakan Direktur Sumatera Tropical Forest Journalist (STFJ) Rahmad Suryadi saat menutup pelatihan jurnalistik INJI Warrior Camp II di Rock Island Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sabtu (12/11/2022).
"Saat ini jurnalis yang fokus dengan isu lingkungan sangat terbatas jumlahnya. Untuk itu, INJI Warrior Camp menjadi wadah para mahasiswa dan pemuda untuk mengorientasi diri menjadi jurnalis yang fokus dengan isu lingkungan," kata Rahmad.
Katanya, STFJ yang menginisiasi INJI Warrior Camp ini bertujuan meningkatkan minat dan pengetahuan para peserta tentang jurnalistik dan konservasi lingkungan. INJI Warrior sebagai pengkaderan berkelanjutan dalam regenerasi jurnalis muda yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
"Peran jurnalis sangat penting dalam konservasi, karena perlu ada pengawalan dari media agar publik mendapat informasi yang sesuai dengan fakta di lapangan," jelas Rahmad yang juga Ketua PFI Medan.
Selama pelatihan jurnalistik yang berlangsung 5 hari ini, ke-21 peserta mengikuti seluruh rangkaian. Mulai dari pengenalan kondisi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dari dulu sampai sekarang, membuka fakta perdagangan dan perburuan satwa.
Mengali informasi dan pembuatan berita soal lingkungan, pengenalan foto dan pembuatan video dokumenter jurnalistik. Mereka juga melakukan tracking untuk melihat langsung kondisi lingkungan dan satwa yang ada di TNGL Kecamatan Bahorok.
Salah satu peserta, Alif Harahap mengaku bangga mengikuti seluruh rangkaian pelatihan jurnalistik berbasis lingkungan ini. Katanya, banyak ilmu yang didapat dan mengguatkan pendiriannya untuk turut serta menjaga kelestarian alam.
"Saya puas mengikuti pelatihan jurnalistik ini. Banyak ilmu dan pembelajaran yang saya dapat. Ini juga menambah wawasan saya bagaimana membuat tulisan, juga foto dan video soal lingkungan dan satwa," tutur Alif yang diamini peserta lain dari IAIN Langsa, Iqbal.
Katanya, pelatihan jurnalistik lingkungan ini yang memang diharapkannya. Mahasiswa UINSU itu mengaku, alasannya, karena persoalan lingkungan badan satwa yang ingin dipelajarinya lebih dalam.
"Karena soal lingkungan dan satwa ini yang belum saya pelajari lebih detil. Dari pelatihan jurnalistik INJI Warrior ini saya pelajari lebih mendalam dan bagaimana kita menyampaikannya kepada masyarakat soal kondisi lingkungan dan satwa," jelasnya.
Prosesi penutupan pelatihan jurnalistik, INJI Warrior Camp II ini dilakukan penyematan mitela. Ini sebagai tanda para peserta menjadi bagian keluarga besar INJI Warrior.
Penulis : Haris
Editor : Rahmad Suryadi