Injiwarrior, Pekanbaru - Seorang karyawati penanaman PT ASM ditemukan tewas diterkam harimau sumatera di Desa Serapung, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau pada Jumat (19/8/2022). Peristiwa yang menimpa Sopiana itu disaksikan langsung oleh suami korban.
"Kami mendapatkan laporan pada pada 20 Agustus 2022, dan segera menurunkan tim dari Balai Besar KSDA Riau yang terdiri dari 6 orang untuk segera menuju kelokasi kejadian", kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, Minggu (21/8/2022).
korban seorang wanita bernama Sehat Sopiana Damanik (44) karyawan penanaman PT ASM kontraktor dari PT Peranap Timber, Jelasnya.
"Lokasi korban yang meninggal diterkam harimau sumatera tepatnya di Desa Serapung, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan yang berbatasan dengan Desa Teluk Lanus", terangnya.
Genman menjelaskan, kejadian awal tepat pada Jumat 19 Agustus 2022, sekira pukul 16.00 WIB korban pulang dari bekerja menuju kebaraknya dan melakukan aktifitas sebagaimana biasa.
Pukul 19.30 WIB, korban menemani suaminya mandi di tepi kanal yang berada didepan barak. Sekira 5 menit kemudian suami korban mendengar suara teriakan istrinya yang menunggu dipinggir kanal dan teriakan ini juga didengar oleh pekerja lainnya didalam barak.
"Menurut keterangan yang didapat, saat itu juga suami korban dibantu pekerja lainnya yang berada dibarak bergegas mencari korban, akan tetapi korban tidak terlihat lagi diposisi berdirinya semula", jelasnya.
Kemudian suami korban dan para pekerja lainnya memperluas pencarian disekitar barak DHG.
Sekitar pukul 19.45 WIB korban ditemukan tergelatak didekat menara api dengan kondisi luka cakar pada wajah.
Saat ditemukan, lanjut Genman, suami korban dan pekerja lainnya melihat seekor harimau sumatera menunggu didekat korban yang membuat mereka tidak berani mendekati dan mengevakuasi korban.
Suami korban dan pekerja lainnya kembali mengamati korban sekitar pukul 20.30 WIB, namun harimau sumatera masih mengawasi dan berada didekat korban. Lalu mereka memutuskan untuk kembali kebarak DHG.
"Pukul 21.00 WIB, mereka kembali mengamati menara api, namun saat itu korban sudah tidak terlihat lagi", terangnya.
Dengan menggunakan alat berat, suami korban dan pekerja lainnya menemukan jasad korban di hutan alam perusahaan yang berjarak kurang lebih 300 meter dari lokasi penerkaman pada 20 agustus 2022 sekitar pukul 14.33 WIB.
"Ia menambahkan, saat ditemukan posisi korban dalam keadaan terlungkup dan ditubuhnya terdapat beberapa bekas luka gigitan".
Selanjutnya jasad korban dibawa keluarganya menuju Pangkalan Kerinci untuk dilakukan visum oleh dokter.
"Saat ini, tim sedang melakukan pengumpulan informasi dan pemasangan kamera trap untuk mengidentifikasi individu Harimau Sumatera tersebut", ungkapnya.
Laporan yang telah diterima dari tim Balai Besar KSDA Riau dilokasi kejadian, tim mendapati posisi barak berseberangan kanal dengan tempat penumpukan hasil panen akasia, terangnya.
Barak baru ditempati lebih kurang 4 malam oleh kelompok pekerja termasuk korban yang berjumlah 15 orang, dan diketahui barak tersebut sebelumnya telah kosong selama 4 tahun terakhir, tambahnya.
Jika dilihat dari jejak dan kotoran satwa tersebut, harimau sumatera telah sering melintasi areal sekitar barak, ujarnya.
"Saat ini korban sudah dievakuasi dan dimakamkan oleh keluarganya dan tim Balai Besar KSDA Riau melayat ke rumah duka dan menyampaikan bela sungkawa", tuturnya.
Selanjutnya, tim melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah daerah serta Kepolisian dan pihak terkait bersama menghimbau dan memberi pemahaman kepada masyarakat untuk sementera tidak beraktivitas dilokasi kejadian.
Begitupun juga para pekerja diminta untuk tidak beraktifitas saat petang maupun sebelum pagi di saat harimau sumatera sedang melakukan aktifitasnya karena daerah tersebut merupakan daerah jelajah harimau.
Tim akan memasang kandang perangkap harimau di lokasi yang diduga adalah merupakan jalur pergerakan satwa tersebut.
"Selain itu, tim akan melakukan patroli dan pendampingan pengamanan harimau di lokasi kejadian", tutupnya.
Penulis : Wahyudi
Editor : Rahmad Suryadi