Inji Warrior, Aceh - Petugas Smart Patrol Taman Nasional Gunung Leuser membentangkan tangan mengelilingi pohon Perlak di Stasiun Penelitian Ketambe, Aceh Tenggara, Aceh, belum lama ini. Pohon perlak yang berukuran sekitar 26 orang membentangkan tangan berkeliling itu merupakan salah satu pohon terbesar di Leuser. Pohon raksasa yang merupakan rumah bagi Orangutan tersebut adalah salah satu contoh kekayaan alam Hutan Leuser. hutan yang juga merupakan pusat paru-paru dunia.
Stasiun penelitian yang luasnya mencapai 450 hektare ini, dikelola oleh Forum Konservasi Leuser (FKL) bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser dan Dinas Kehutanan Provinsi Aceh.
Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) merupakan kawasan lindung yang sebagian besar terdiri dari hutan tropis dataran rendah primer dan merupakan rumah bagi sejumlah besar primata, harimau sumatera, badak, gajah, beruang madu, rangkong, dan ular, bahkan diketahui dari berbagai sumber bahwa penyu juga turut merjadi salah satu satwa kunci lainnya yang masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser ini. Meskipun statusnya dilindungi, lebih dari sepertiga wilayahnya telah hilang karena pembalakan liar.
Seiring berkembangnya waktu, beberapa stasiun penelitian juga turut dibangun, termasuk di antaranya Stasiun Penelitian Ketambe yang berada di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh.
Stasiun Penelitian Ketambe adalah stasiun penelitian orang utan pertama di dunia dan dibangun oleh Dr. Herman D. Rikjsen, seorang peneliti Belanda, pada tahun 1971.
Pembangunan ini didanai oleh Netherlands Foundation for the Advancement of Tropical Research dan Netherlands Appeal of the World Wildlife Foundation. Awal pendiriannya, stasiun ini ditujukan sebagai lokasi rehabilitasi orangutan sekaligus sebagai pusat penelitian
Pada 1980, pengelolaan stasiun diserahkan ke PHPA dan sejak itu Ketambe dijadikan sebagai pusat penelitian. Sementara, pusat rehabilitasi orangutan dipindahkan ke Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Hingga sekarang, Stasiun Penelitian Ketambe menjadi laboratorium alam yang istemewa. Menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti dalam dan luar negeri, khususnya primata.
Diperkirakan tidak kurang dari 300 penelitian telah dilakukan di stasiun ini pada berbagai spesies fauna dan flora.Stasiun Penelitian Ketambe telah menjadi tempat dalam melakukan studi terpadu dan menyeluruh tentang flora dan fauna Taman Nasional Gunung Leuser selama sekitar empat dekade, dan kini Stasiun Penelitian Ketambe telah memasuki setengah abad kehadirannya di tengah masyarakat.