Medan, INJIWARRIOR - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas 1 Tanjung Gusta Medan, Sumatra Utara, membuat terobosan program dalam pengelolaan limbah. Limbah organik rutan dikelola menjadi eco enzyme melalui proses fermentasi.
Kepala Rutan Kelas 1 Theo Adrianus Purba mengatakan pembuatan eco enzyme merupakan pemanfaatan limbah bahan makanan yang dihasilkan dari dapur rutan. Bahan dasar enzim tersebut berasal dari limbah sayur maupun buah. “Manfaatnya (pengelolaan limbah) sangat luar biasa apabila kita kelola dengan baik. Jika sisa sayur dan buah kita buang begitu saja, akan menjadi busuk dan menimbulkan bau. Di sini, limbah kita produksi menjadi cairan eco enzyme yang bermanfaat buat manusia, hewan, juga tumbuhan,” kata Theo, Jumat (24/6/2022).
Dalam proses pembuatan eco enzyme, warga binaan tidak menggunakan bahan kimia. Namun dengan mencampur tiga kilogram limbah sayur ataupun buah dengan 10 liter air dan ditambah 10 kg molase (air gula merah), kemudian diaduk hingga rata. “Sesudah itu diamkan selama tiga bulan untuk dipanen. Kemudian, setiap seminggu sekali dicek untuk menghindari terjadinya ledakan. Dalam proses fermentasi memerlukan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri,” kata Theo.
Hasil dari produksi Eco enzyme, berfungsi untuk menjaga kesehatan warga binaan di Rutan Kelas 1 Medan. Selain itu, enzim juga berfungsi untuk penyemprotan areal blok hunian guna membunuh kuman atau virus yang dapat menular.
Cairan juga berguna bagi penderita penyakit kulit seperti gatal atau kudis. “Cairan juga dapat dicampurkan pada air mandi untuk sterilisasi. Dengan adanya produksi eco enzyme diharapkan dapat memberi manfaat kesehatan warga binaan, serta meningkatkan imun tubuh. Sebab padatnya jumlah tahanan dapat menimbulkam berbagai penyakit menular khususnya gatal gatal.”
Menurut Theo, hasil larutan fermentasi memiliki warna cokelat tua dan berbau tajam cenderung asam khas produk fermentasi.
Ia mengatakan bahwa Rutan Kelas 1 Medan akan terus memproduksi eco enzyme ini mengingat bahan dasar pembuatannya mudah didapat. Apalagi, setiap hari ada 30 kg limbah organik dari dapur Rutan Kelas 1 Medan yang siap diproduksi.
Penulis: Iwan G Batubara
Editor: Nurni Sulaiman