PEMERINTAH Indonesia menggarisbawahi kesiapan untuk mengirim bantuan bagi korban bencana banjir bandang di Libya dan gempa bumi di Maroko, jika diminta.
Maroko diguncang gempat berkekuatan 6,8 skala Richter, Jumat pekan lalu (9/9/2023) yang menewaskan hampir 3.000 orang. Selang dua hari kemudian terjadi banjir bandang yang meluluhlantakkan kota-kota di bagian timur Libya dan menewaskan hampir 5.500 orang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan jika diminta, Indonesia sebagai negara sahabat Maroko dan Libya siap mengirim bantuan yang diperlukan. Namun sejauh ini pemerintah Maroko belum membuka diri untuk masuknya bantuan asing, kecuali dari empat negara yaitu Inggris, Qatar, Spanyol dan Uni Emirat Arab (UEA). Sementara pemerintah Libya juga masih berdiskusi dengan Kuasa Usaha Indonesia di Tripoli, Dede Rivai.
WMO: Jika Libya Operasikan Sistem Peringatan Dini, Korban Banjir Tak Akan Sebesar Ini
"Kalau sudah ada permintaan, kita pasti akan memberikan bantuan. Indonesia punya tradisi selalu menjadi rombongan negara pertama membantu negara-negara sahabat," katanya.
Belum Ada Laporan WNI Jadi Korban Bencana di Libya dan Maroko
Menurut Iqbal, sejauh ini tidak ada informasi warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban banjir bandang di Libya. Meski begitu, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli masih terus mencari informasi. Kota Derna, yang terdampak paling parah dan hampir seluruh warganya tewas, berada di bagian timur dan membutuhkan waktu perjalanan yang tidak sedikit jika ditempuh dari Tripoli.
Berbicara dalam konferensi pers di Jakarta, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan ada 282 WNI tinggal di Libya, kebanyakan tinggal di wilayah barat. Mereka terdiri dari mahasiswa dan pekerja. Selain banjir di Derna, banjir juga merendam Benghazi di mana 10 warga Indonesia berada.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha. (VOA/Indra Yoga)
"Ada sepuluh yang tercatat di sana (Benghazi), keseluruhannya pekerja migran. Kita sudah bisa kontak dan kondisi mereka aman. Yang parah kan di Kota Derna," ujarnya.
Walaupun sampai saat ini belum ada warga Indonesia menjadi korban banjir bandang di Libya, lanjut Judha, belajar dari pengalaman sebelumnya ketika menangani bencana atau konflik, ada saja warga Indonesia yang tidak tercatat di KBRI karena tidak melapor. Untuk itu KBRI Tripoli sudah membuka hotline bagi keluarga yang hilang kontak dengan keluarganya yang menetap di Libya dan ingin mendapatkan informasi. Hotline KBRI Tripoli adalah +218944815608.
EMBED SHARE
Indonesia Siap Bantu Korban Banjir di Libya dan Gempa di Maroko, Tidak Ada Laporan WNI Jadi Korban
Sementara di Maroko, hampir 3.000 orang tewas dalam gempa pekan lalu. Ada 500 WNI yang tercatat berada di Maroko, namun sejauh ini juga belum ada laporan adanya WNI yang menjadi korban.
Pemerintah maroko baru mengizinkan empat negara yang masuk untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, yakni Spanyol, Qatar, Inggris, dan Uni Emirat Arab. [fw/em]