InjiWarrior - Selama ini, tubuh harimau identik dengan corak belang berwarna hitam. Namun bagaimana jika terdapat harimau berbelang putih?
Mungkin banyak yang mengira bahwa harimau putih yang dimaksud merupakan harimau yang mengalami kelainan genetik alias albino. Namun tidak. Yang ini berbeda. Warna putih hanya terlihat di bagian belangnya. Sedangkan bulu lainnya berwarna cokelat kemerahan, sama seperti warna bulu harimau pada umumnya.
Seorang petani di Resor Sekoci Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Sucipto, menceritakan pengalamannya saat melihat sosok harimau belang putih tersebut.
Sucipto sendiri merupakan anggota Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Sucipto awalnya pergi berladang seperti biasa. Ladang yang dimaksud merupakan kawasan TNGL yang telah dirambah. Saat tengah asyik memperhatikan tanamannya, tiba-tiba Sucipto merasa sesuatu sedang berada di sekitarnya.
Perasaan itu tidak seperti biasa. Seolah menjadi pertanda kehadiran sosok penguasa dengan segala kharismanya.
Tak perlu waktu lama bagi Sucipto menyadari bahwa sosook tersebut adalah seekor harimau Sumatra atau Panthera tigris sumatrae.
Namun betapa herannya Sucipto melihat warna loreng yang terdapat pada tubuh sang harimau.
"Dia (harimau) sedang jalan. Belangnya putih. Saya lihat, 'loh kok putih?'" ujar Sucipto, Selasa (26/10/2021).
Sucipto kembali meyakinkan bahwa harimau yang dilihatnya tersebut benar-benar memiliki belang putih. Bukan harimau yang mengalami kelainan genetik atau albino.
"Iya, belangnya yang putih," kata Sucipto menatap serius.
Sucipto bukan kali pertama bertemu dengan hewan buas saat pergi berladang. Namun ini merupakan pengalaman pertama baginya melihat sosok harimau dengan belang putih.
Sucipto bukannya tidak takut. Akan tetapi, dia merasa tidak mengganggu satwa itu sehingga yakin tidak akan diserang.
"Karena kita kan tidak mengganggu, begitu saja," kata Sucipto.
Sucipto merupakan mantan sopir angkutan umum. Namun sejak beberapa waktu lalu, dia terpaksa kehilangan pekerjaannya karena masa pandemi COVID-19. Sucipto akhirnya menggarap lahan di kawasan TNGL. Saat itu, aktivitasnya terbilang ilegal dan dilarang.
Namun, nasib Sucipto dan penggarap lain berubah setelah bergabung dalam program KTHK. Kini, aktivitasnya diakui negara, tentunya dengan berbagai poin perjanjian.