INJIWARRIOR

Injiwarrior.com adalah portal berita lingkungan yang menyampaikan informasi edukatif serta informasi tentang pengungkapan, pencegahan maupun penindakan kasus - kasus kejahatan satwa liar dan pengrusakan hutan di Indonesia. Kami menyampaikan berita yang berkualitas dan berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.

Prihatin! Orangutan Kais Sampah Diduga Cari Makan di Daerah Wisata Bukit Lawang

MENGAIS SAMPAH: Seekor Orangutan Sumatera (Pongo abelii) bersama anaknya mengais sampah diduga mencari makan di tumpukan sampah di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser, Kecamatan Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Minggu (22/5/2022).(FOTO: PFI MEDAN/RISKYCAHYADI)

Konservasi

Prihatin! Orangutan Kais Sampah Diduga Cari Makan di Daerah Wisata Bukit Lawang

Ada belasan orangutan yang merupakan hasil dari rehabilitasi yang sifat hidupnya masih semi liar. Karena, masih tertinggal memori asupan makan dan minum secara rutin ketika mereka direhabilitasi atau sesudahnya, di mana feeding site tersedia buat mereka.

23 Mei 2022 22:03:00 WIB 24 Mei 2022 01:50:00 WIB

INJIWARRIOR - Foto orangutan mengais sampah di kawasan wisata menjadi perhatian media lingkungan maupun konservasionis.

Fotografer anggota Pewarta Foto Indonesia Medan, Risky Cahyadi membagikan foto tersebut via platform WhatsApp. Kondisi primata tersebut memprihatinkan. Orangutan betina ini menggendong anak bayinya sambil mengais sampah di daerah wisata Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Minggu (22/5/2022).

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (PTN) wilayah V Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) Palber Turnip mengatakan pihaknya sudah turun ke lapangan dan mengedukasi pelaku yang membuang sampah di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).

“Sudah kita datangi lokasi dimaksud dan memberi penyadartahuan kepada pemilik agar sampah yang berpotensi didatangi oleh OU (orangutan) dibersihkan dan diamankan,” katanya kepada INJIWARRIOR, Senin (23/5/2022).

Turnip belum bisa memastikan apakah orangutan tersebut sedang mencari makan atau kebetulan sedang melintas di tempat sampah itu. Namun, menurut video yang beredar, orangutan ini mengais sampah dan memakan kulit pisang yang sudah busuk serta mencari-cari makanan di dalam plastik. Sampah didominasi kulit kelapa muda dan plastik. Lokasinya hanya berjarak sekitar 200 meter dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Menurut Turnip, keadaan seperti ini sangat mungkin terjadi mengingat jarak antara lokasi hidup orangutan dengan penginapan maupun kediaman warga sudah nol meter. Induk orangutan itu diduga bernama Pesek, hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di Bukit Lawang.

Ia melanjutkan, ada belasan orangutan yang merupakan hasil dari rehabilitasi yang sifat hidupnya masih semi liar. Karena, masih tertinggal memori asupan makan dan minum secara rutin ketika mereka direhabilitasi atau sesudahnya, di mana feeding site tersedia buat mereka.

“Hutan di sini (Bukit Lawang) kondisinya cukup baik. Kami pikir ketersediaan pakan orangutan di hutan juga masih baik. Hanya saja, ketika di luar kawasan ada rangsangan dari makanan yang lebih enak, orangutan juga opportunistic,” katanya.

Namun agak sulit untuk membatasi pergerakan orangutan keluar dari hutan. “Kami tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi alam kita bersama biodiversitas yang kita miliki. Kami akan temukan cara terbaik untuk situasi ini. Pelaku yang membuang sampah sudah berjanji untuk lebih baik (pengelolaan sampah).”

Foto ini juga mendapat respons dari konservasionis Panut Hadisiswoyo Pembina Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC).

Menurut Panut, hal ini acap terjadi karena memang kawasan tersebut merupakan bagian dari habitat orangutan. Jika ingin hidup bersama tanpa konflik, maka manusia sebagai pengendali, dapat mengontrol dan berlaku ramah terhadap lingkungan, terutama di kawasan yang menjadi rumah orangutan. “Ya karena itu (kawasan hutan Bukit Lawang) aslinya rumah orangutan. (Jika ingin hidup berdampingan) Jagalah rumahnya, jangan bikin orangutan makan sampah,” kata alumni Master dari Oxford Brookes University Jurusan Konservasi Primata ini.  

Rahmad Suryadi Pemerhati Lingkungan mengatakan bahwa hal ini harus menjadi perhatian serius dari semua kalangan.

Berdasarkan daftar merah the International Union for Conservation of Nature (IUCN), orangutan Sumatera (Pongo Abelii) berstatus Terancam Kritis (Critically Endangered/CR). Status kritis artinya hanya satu tingkat lagi menuju kepunahan di alam liar.

JOIN US




JOIN US