INJIWARRIOR

Injiwarrior.com adalah portal berita lingkungan yang menyampaikan informasi edukatif serta informasi tentang pengungkapan, pencegahan maupun penindakan kasus - kasus kejahatan satwa liar dan pengrusakan hutan di Indonesia. Kami menyampaikan berita yang berkualitas dan berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.

Ini Alasan Mengapa Trenggiling Laku di Pasar Gelap

Trenggiling (Manis javanica) yang laku di pasar gelap. (INJIWARRIOR/Rahmad Suryadi)

Kejahatan Satwa

Ini Alasan Mengapa Trenggiling Laku di Pasar Gelap

Bagian-bagian tubuh trenggiling tersebut dikonsumsi untuk mengobati kejang dan rematik. Pengobatan tradisional ini terus berlangsung sampai saat ini meskipun manfaatnya bagi kesehatan tubuh belum terbukti secara ilmiah.

13 Maret 2022 22:12:00 WIB 13 Maret 2022 23:01:26 WIB

INJIWARRIOR.com - Trenggiling (Manis javanica) merupakan mamalia bersisik, berlidah panjang dan tidak memiliki gigi. Ia hidup pada habitat dan ekosistem hutan hujan tropis di dataran rendah.

Banyak ciri khas trenggiling dalam perdagangan satwa liar di Indonesia hingga luar Negeri.

Trenggiling memiliki banyak manfaat dan kegunaan, mulai dari daging hingga sisik trenggiling. Berikut alasan mengapa perdagangan sisik trenggiling semakin marak:

 

1. Daging Trenggiling berkhasiat bagi kesehatan tubuh

 

Daging trenggiling sering dimakan oleh manusia di antaranya masyarakat Thiongkok dan beberapa negara di Afrika masih mengonsumsi daging trenggiling. Mereka meyakini bahwa daging trenggiling memiliki khasiat untuk kesehatan  tubuh dan sejumlah manfaat lainnya yang mereka anggap baik bagi dirinya.

Konon belakangan ini dilansir berbagai sumber, bahwa daging trenggiling dapat menyebabkan penularan hingga menyebarkan virus Covid-19.

Kemudian dalam islam daging trenggiling juga halal dikonsumsi. Mengikuti madzhab Maliki, dengan syarat menyembelih trenggiling terlebih dahulu dengan niat dan membaca Bismillah.

Pendapat atau mazhab Syafi'I memuat hewan-hewan yang tidak umum dimakan manusia namun memiliki kemiripan bentuk dengan biawak termasuk halal, apabila tidak jijik dan tidak membahayakan bagi yang memakannya.

 

2. Kulit Trenggiling dapat sembuhkan penyakit

Pemburu selalu menjual sisik trenggiling daripada dagingnya. Ternyata, ada anggapan bahwa sisiknya dapat dijadikan obat dan menyembuhkan berbagai penyakit.

Vietnam salah satu negara yang percaya bahwa konsumsi sisik trenggiling dapat digunakan untuk mengobati saluran susu yang tersumbat. Padahal kenyataannya, belum ada penelitian ilmiah soal ini.

Untuk mengubah persepsi masyarakat, para mahasiswa jurusan pengobatan tradisional di beberapa universitas di Vietnam kini diajarkan bahwa konsumsi trenggiling tidak termasuk obat tradisional yang efektif.

Tidak hanya itu, para peneliti juga tidak mendukung klaim masyarakat yang menyebutkan ada manfaat sisik trenggiling untuk kesehatan ginjal.

Kasus Sisik Trenggiling Masuki Tahap Pemeriksaan Saksi

Menurut penelitian dari PloS One, 13 bagian tubuh trenggiling digunakan sebagai salah satu metode pengobatan tradisional, terutama sisik dan tulangnya.

Bagian-bagian tubuh trenggiling tersebut dikonsumsi untuk mengobati kejang dan rematik. Pengobatan tradisional ini terus berlangsung sampai saat ini meskipun manfaatnya bagi kesehatan tubuh belum terbukti secara ilmiah.

Lebih jauh, sisik trenggiling juga dapat digunakan sebagai bahan dasar sabu-sabu karena mengandung tramadol HCI, yaitu opioid sintetis yang digunakan sebagai analgesic.

 

Ada juga beberapa sumber berita yang menyatakan bahwa sisik Trenggiling berpotensi digunakan dalam pembuatan metamfetamin karena keberadaan tramadol HCI yang diakui dan klaim tidak berdasar ini terus digemakan oleh media. Melansir dari Alodokter, Metamfetamin adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang bisa digunakan untuk mengobati gangguan hiperaktif (ADHD) pada anak-anak, yang ditandai dengan gejala perilaku hiperaktif dan impulsif, mudah terganggu, serta sulit berkonsentrasi.

Namun sangat disayangkan bahwa trenggiling saat ini tercatat sebagai hewan berstatus kritis. Status ini sudah dimulai sejak tahun 2017 yang sebelumnya trenggiling berada di posisi EN (Endangered).

Pengurangan populasi yang drastis ini diduga akibat perdagangan illegal yang semakin meluas. Indonesia salah satu tempatnya.

Trenggiling ialah satwa yang dilindungi menurut Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990. Meskipun peraturan yang ada sudah jelas menyatakan bahwa Trenggiling adalah satwa yang dilindung, namun perburuan dan perdagangan illegal masih marak terjadi hingga saat ini justru kasusnya semakin meningkat dan jumlah perburuannya semakin besar.

Penulis : Yudi Manar

Editor : Nurni Sulaiman

JOIN US




JOIN US