KEKERINGAN akibat musim panas ekstrem di Eropa efek dari Perubahan Iklim, membuat wilayah perairan sungai dan danau menyusut hingga titik terparah sepanjang abad.
Menyusutnya air sungai dan danau memunculkan batuan meglitik atau Stonehenge di Spanyol hingga bangkai kapal perang Nazi Jerman dari Perang Dunia II.
Di Spanyol, Stonehenge muncul karena air yang menyusut hingga ke dasar Reservoir Valdecanas, di Provinsi Caceres. Otoritas setempat menyebut dam ini menyusut 28 persen dari kapasitas air sebelumnya.
Barisan batuan dari masa prasejarah tersebut berjejer rapi membentuk lingkaran. Situs era megalitikum ini bernama Dolmen of Guadalperal.
Melansir dari Detik, seorang Arkeolog Jerman bernama Hugo Obermaier menemukannya pada1926. Sayangnya, untuk alasan pengembangan kawasan pedesaan, batuan yang diperkirakan ada sejak 5000 tahun sebelum Masehi itu berubah menjadi bendungan di masa Perdana Menteri Francisco Franco Bahamonde yang terkenal diktator.
Sejak saat itu, Stonehenge Spanyol sedikitnya pernah terekspos penuh sebanyak empat kali.
Kemunculan tak terduga dari Stonehenge ini menjadi kabar gembira bagi para arkeolog. Banyak arkeolog yang berlomba untuk mempelajari batuan ini sebelum kembali tenggelam.
"Ini merupakan sebuah kejutan, ini adalah kesempatan yang langka," kata arkeolog dari Universitas Complutense Madrid Enrique Cedillo.
Barisan batuan ini merupakan dolmen, yaitu batuan yang disusun secara vertikal dan biasanya menopang batuan datar. Dolmen banyak tersebar di wilayah Eropa Barat. Sayangnya, tidak banyak literasi mengenai siapa yang menyusun dolmen-dolmen tersebut.
Di sekitar atau bahkan di dalam batu ini umumnya ditemukan tulang manusia. Sehingga memunculkan teori bahwa dolmen adalah makam.
Berkaitan dengan kemunculan dolmen Guadalperal di Dam Valdecanas, asosiasi sejarah dan pariwisata setempat mengadvokasikan agar situs prasejarah ini dipindahkan ke museum atau daratan terbuka.
Melansir dari CNN, perubahan iklim ini menyebabkan Iberian Peninsula yakni kawasan pegunungan yang melintasi dua Negara, Spanyol dan Portugal, alami panas ekstrim.
Panas ekstrim ini menyebabkan kekeringan terparah selama 1.200 tahun belakangan menurut Studi dari Jurnal Nature Geoscience. Perubahan iklim ini juga diperkirakan akan menurunkan intensitas hujan secara drastis di musim dingin.
Masih terkait kekeringan di Eropa, Melansir dari CNBC, Italia mengumumkan keadaan darurat untuk daerah-daerah di sekitar Sungai Po. Pada akhir Juli 2022, sebuah bom Perang Dunia II seberat 450 kg ditemukan di sungai terpanjang di Negara itu
Sungai Danube yang merupakan sungai besar di Eropa, mengalami penyusutan terparah dalam kurun hampir se-abad akibat kekeringan.
Penyusutan air hingga ke dasar, memunculkan bangkai kapal perang di antara ratusan kapal yang ditenggelamkan di sepanjang Danube oleh armada Laut Hitam Nazi Jerman pada 1944, saat mereka mundur dari pasukan Soviet.
Sungai Danube adalah sungai terpanjang kedua di Eropa setelah Sungai Volga di Russia.
Sungai ini berasal dari Pegunungan Black Forest di Jerman Barat dan mengalir sejauh 1.770 mil atau 2.850 km dan bermuara di Laut Hitam. Sungai ini melintasi 10 negara yakni Jerman, Austria, Slovakia, Hongaria, Kroasia, Serbia, Bulgaria, Rumania, Moldova, dan Ukraina.
Selain di Sungai Danube, penyusutan air juga memperlihatkan lebih dari 20 kapal perang Jerman yang tenggelam selama Perang Dunia II di dekat kota pelabuhan Sungai Prahovo di Serbia.
Sementara itu, sebuah bom muncul setelah kekeringan terburuk dalam 70 tahun yang melanda Italia. Selanjutnya bom yang berisi 240 kilogram bahan peledak tersebut diledakkan di dekat sebuah tambang di utara Medole. Peledakan itu dilakukan oleh regu penjinak bom, dengan pengawalan polisi setempat.
Ada sekitar 3000 orang yang tinggal di dekat desa utara Borgo Virgillio, dekat dengan kota Mantua telah dievakuasi. Pada 7 Agustus 2022, Para ahli militer menjinakkan dan melakukan ledakan terkendali dari perangkat buatan Amerika Serikat.