KLHK mengajak seluruh komponen bangsa untuk mencapai target Program Kampung Iklim (ProKlim) 20.000 lokasi pada Tahun 2024 sebagaimana arahan Presiden Rl.
Seruan ini ditujukan kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota, dunia usaha, lembaga keuangan, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, mitra pembangunan, para pemangku kepentingan, dan seluruh masyarakat, untuk bersama-sama, bahu-membahu, memberikan kontribusi pemikiran ataupun kegiatan nyata di lapangan, khususnya di masing-masing wilayah terkait untuk mengurangi perubahan iklim.
”ProKlim merupakan bentuk aksi nyata untuk mewujudkan ketahanan iklim dan gaya hidup rendah emisi gas rumah kaca di tingkat tapak, melalui pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya yang dibacakan oleh Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian LHK (KLHK), Laksmi Dewanthi dalam Rapat Koordinasi Teknis ProKlim 2022,Jakarta, Kamis (31/03/2022).
Ia menjelaskan bahwa pelibatan masyarakat di tingkat tapak, baik di level desa, dusun, kampung, menjadi salah satu kunci keberhasilan pengendalian perubahan iklim.
“Emisi karbon sebagai penyebab perubahan iklim tidak bisa lepas dari kegiatan antropogenik. Dan, dari sisi dampak masyarakatlah yang langsung merasakan berbagai akibat terjadinya perubahan iklim tersebut. Sehingga, masyarakat perlu terlibat sebagai aktor sebenarnya dalam upaya pengendalian iklim,” jelasnya.
Laksmi mencontohkan jika upaya efisiensi penggunaan energi, pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga, limbah peternakan dan pertanian, pengelolaan hutan berkelanjutan menjadi dasar upaya mitigasi perubahan iklim. Selain itu efisiensi penggunaan air, konservasi tanah dan air, peningkatan ketahanan pangan, upaya penanggulangan bencana seperti banjir dan longsor, pola pertanian berkelanjutan, perlindungan terhadap penyakit akan menjadi kunci keberhasilan adaptasi perubahan iklim.
Kegiatan atau praktik baik terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim tersebutlah yang ia sebutkan sedang terus Pemerintah dorong melalui KLHK untuk kembangkan itu di tingkat tapak melalui ProKlim. Itu untuk membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca berbasis masyarakat.
“Program Kampung Iklim atau ProKlim merupakan salah satu bentuk nyata kontribusi masyarakat di tingkat tapak dalam pencapaian target NDC (Nationally Determined Contribution) Indonesia,” imbuhnya.
Program Kampung Iklim atau ProKlim telah berjalan selama satu dekade sejak dicanangkan pada Tahun 2012. Hingga tahun 2021 telah terdaftar sebanyak 3.270 lokasi Kampung Iklim di seluruh Indonesia dan ditargetkan akan ada 20.000 kampung iklim pada tahun 2024 mendatang.