Inji Warrior, Aceh Besar - Yayasan Ekowisata Lestari (YEL) bekerja sama dengan BKSDA Aceh dan didukung oleh Institut Seni dan Budaya Indonesia Aceh (ISBI) menyelenggarakan workshop penanganan gigitan, serangan hewan berbisa, keracunan tumbuhan dan jamur, Sabtu, 17 Juni 2023. Workshop ini memberikan pemahaman kepada peserta untuk menyelamatkan diri dalam situasi darurat
Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp. Em, spesialis Emergency serta satu-satunya dokter ahli toksinologi ular berbisa di Indonesia dan juga penasihat World Health Organization (WHO) mengungkapkan antivenom yang disediakan pemerintah sangat terbatas, hanya diperuntukkan untuk nature bite yaitu mereka yang bekerja di hutan-hutan, kebun kelapa sawit, dan sawah yang beresiko terkena gigitan ular berbisa.
Dia menegaskan untuk tidak memelihara ular berbisa, melakukan atraksi, atau terlibat dalam jual-beli ular berbisa.
"Sosialisasi ini penting bagaimana cara penanganan yang tepat saat terkena gigitan atau serangan hewan berbisa, khususnya ular", ujarnya.
Ia berharap agar kegiatan ini dapat berlanjut dengan pelatihan yang lebih intensif, sehingga masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam dalam penanganan hewan berbisa.
Sementara itu, Ahli Herpetofauna Mistar Kamil, M.Si memaparkan ciri-ciri reptil berbisa dan miskonsepsi masyarakat dalam mengenali hewan berbisa. Mistar Kamil merupakan penulis utama dalam buku “Panduan Lapangan Amfibi dan Reptil di Batangtoru”.
Mistar Kamil berharap melalui workshop ini peserta memahami cara mengenali hewan berbisa, teknik penanganan yang benar, dan praktek immobilisasi sebagai pertolongan pertama.
"Kegiatan ini merupakan langkah awal yang sangat positif, dan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pihak terkait untuk melanjutkan upaya-upaya edukasi yang lebih luas dan berkelanjutan dalam hal penanganan hewan berbisa" katanya.
Penulis : Tim Inji Warrior
Editor : Rahmad Suryadi